Senin, 12 Januari 2015

5 Spesies Kadal Paling Unik dan Mengerikan

Kadal adalah reptil unik dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa, di banyak tempat terutama di daerah dengan cuaca dengan panas yang ekstrim banyak kita jumpai spesies kadal dengan bermacam-macam bentuk, juga mekanisme adaptasi dan pertahanan yang luar biasa mengagumkan, dan berikut ini adalah 10 spesies kadal yang paling aneh dan menyeramkan.

1. Phrynocephaulus













Juga disebut Toadhead Agama, kadal kecil yang tinggal di gurun ini menunjukkan beberapa prilaku anehnya. Mereka berkomunikasi satu sama lain dengan menurunkan dan menaikkan ekor mereka, tubuh mereka bergetar saat mengubur dirinya sendiri dengan cepat di pasir dan akan menakut-nakuti predator dengan tampangnya yang aneh sekaligus sangar, mulut yang berwarna-warni.

2. Brookesia Minima













Bunglon adalah reptil yang sangat unik, dengan jari mereka menyatu menjadi seperti penjepit lobster, ekor mereka dapat memegang, mereka mengekspresikan suasana hati mereka dengan mengubah warna, teropong seperti bola mata mereka bergerak secara independen satu sama lain dan lidah panjang mereka bisa diluncurkan pada masa serangga seperti senapan harpoon. Yang tidak biasa dari jenis bunglon, adalah Brookesia Minima, Bunglon Kurcaci Daun, yang menjadi salah satu reptile yang pernah ditemukan manusia.

3. Phrynosoma  
          











Kadal “Kodok Bertanduk”, tubuh gemuk meliputi tanduk pelindung yang tebal dan duri. Mendiami lahan kering, lingkungan berpasir, mereka makan semut dan yang mengagumkan salah satu mekanisme yang paling mengerikan pada pertahan alam, ketika ketakutan, beberapa spesies dapat mengalirkan tekanan darah di kepala mereka pecah, menyemprotkan alirahn darah darah kepada si penyerang. Kemungkinan sejenis darah yang asam ini diambil dari sam pada semut, memungkinkan mamalia predator tahu bahwa menyerang kadal gemuk ini hanya membuang waktu mereka. Namun sayangnya, burung tidak terlalu perduli dengan semprotan kecut ini.

4. Moloch Horridus













Meskipun sama sekali tidak berhubungan dengan kodok bertanduk, atau kadal “setan berduri”, “Moloch” telah mengembangkan banyak karakteristik yang sama dalam menanggapi lingkungan padang pasir, termasuk badan berduri, kamuflase berpasir dan diet dengan mengkonsumsi semut. Duri mereka membuat kadal ini agak sulit untuk ditelan oleh sang predator.

5. Hydrosaurus Pustulatus














Melihat seperti merangkak langsung dari zaman Permian, kadal sailfin adalah omnivore amfibi pemakan buah-buahan, kacang-kacangan dan mangsa serangga kecil lainnya di dekat sungai tropis. Jari-jari kaki mereka diratakan memungkinkan specimen kecil untuk melarikan diri dari predator dengan berjalan di atas air, suatu sifat yang juga dimiliki dengan kadal “basilisk” atau kadal “Jesus”. Jantan dewasa yang dikenal mempunyai warna biru yang indah, merah atau bahkan pola warna ungu.

Perbedaan Buaya dan Aligator


Buaya dan Aligator, kedua nya merupakan pemangsa di strata tertinggi rantai makanan yang sangat buas. Namun, banyak dari kita sulit membedakan antara keduanya, faktanya kedua spesies ini berbeda keluarga inilah beberapa perbedaan yang dapat membedakan Buaya dan Aligator

Keluarga (ordo) Aligator dan Buaya

Aligator termasuk Famili Alligatoridae, terdiri dari 2 spesies alligator dan 6 caiman. Contoh spesies-spesies tersebut diantaranya, Caiman Hitam, Caiman Bermoncong Lebar, Caiman Yascare, alligator Mississipi, dan Aligator China. Buaya tergolong Famili Crocodylidae dan mendapat 15 Spesies, diantaranya Buaya Muara atau Buaya Air Asin, Buaya Sungai Nil, Buaya Papua, Buaya Siam, Buaya Orinoco, dan Buaya Amerika. Habitat buaya dan alligator hidup di daerah tropis dan subtropics namun alligator hanya ditemukan di beberapa tempat saja, seperti amerika serikat dan beberpa di daerah cina.

Habitat hidup buaya bisa ditemukan di banyak tempat di belahan dunia. Mereka hidup di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Pakistan, India, Australia, dan Asia Tenggara. Buaya Muara/ Buaya Air Asin bahkan ditemukan di pulau-pulau terpencil di samudera pasifik. Mereka dapat berenang bermil-mil jauhnya melewati lautan.

Meskipun buaya dan alligator ada yang ditemukan di wilayah yang sama, tetapi mereka berbeda ordo (family) dan hidup berjauhan. Sebagai contoh di Amerika tepatnya di Florida, buaya ditemukan di dekat laut yang sebagian airnya asin (payau), sedangkan alligator di temukan di dekat daratan yang berair tawar.

Perbedaan Warna

Aligator memiliki warna tubuh yang gelap dan Nampak kehitaman, sementara buaya lebih terang, tampilannya cenderung kehijauan atau kecokelatan.

Panjang Tubuh


Ukuran tubuh buaya jauh lebih besar dibandingkan alligator, alligator caiman memiliki panjang 1,2 – 4 m, sedangkan pada buaya mereka memiliki panjang mulai dari 1,5 – 6 m. Bahkan di india ada yang mencapai 7,5m dan masuk Guinness Book Of World Records.

Ciri – Ciri Hewan Reptil

Dari semua jenis hewan yang terdapat di muka bumi ini tentu nya mempunyai ciri dan warna yang  berbeda-beda tergantung nama, jenis dan ordo nya masing-masing, dan diantara ciri-ciri nya itu  ada yang serupa tapi tak sama dan ada pula yang sama jenis nya namun berbeda rupa nya, yang terkadang hal itu menyulitkan kita untuk mengenali nya.

Secara umum yang di sebut dengan hewan reptil itu adalah hewan melata seperti ular dan lain-lain, dan selain itu biasa nya hewan reptil itu kebayakan hewan yang berdarah dingin dan sebagian besar hewan reptil ini mempunyai sisik yang menutupi tubuh nya.
Ada pun ciri-ciri hewan reptil yaitu  :
  1. Hidup nya ada yang di air dan ada pula yang di daratan,
  2. Struktur tubuh luar nya terdiri dari ekor, kepala dan badan,
  3. Pernapasan nya menggunakan paru-paru,
  4. Mempunyai sisik,
  5. Berkembangbiak dengan cara berrtelur, dan ada pula  yang beranak,
  6. Berdarah dingin, dan
  7. Jantung nya terdiri atas 4 ruangan.
Hewan reptil ini banyak di temukan  di berbagai wilayah di seluruh dunia karena biasa nya hewan reptil ini dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan nya, sehingga hewan reptil ini sangat  mudah berkembangbiak di mana pun dia berada.
Contoh hewan reptil itu diantara nya yaitu  seperti kadal, cicak, tokek, dan itu reptil yang berukuran kecil atau sedang, namun ada pula hewan reptil yang berukuran raksasa seperti kadal raksasa atau biawak, komodo, buaya, penyu dan lain-lain.
Hewan reptil ini terbagi pada empat ordo yaitu :
  1. Ordo Chelonia, misalnya kura-kura dan penyu,
  2. Ordo Crocodilia, contoh nya aligator dan sebangsa buaya,
  3. Ordo Ophidia, Contoh nya semua jenis ular, dan
  4. Ordo Lecertilia, misalnya berbagai jenis kadal semua ukuran.

Jenis-Jenis Reptil di Indonesia

Reptil atau reptilia dikelompokkan dalam empat ordo, yaitu : Ordo Crocodylia, Rhynchocephalia, Squamata, dan Testudines.
  • Ordo Crocodilya terdiri atas famili Gavialidae, Alligatoridae, dan Crocodylidae. Di seluruh dunia terdapat sekitar 25 spesies. Contoh jenis reptil dari ordo Crocodilya adalah buaya, alligator, dan caiman. Di Indonesia jenis reptil ini yang biasa ditemui adalah : buaya siam (Crocodylus siamensis), buaya muara (Crocodylus porosus), buaya irian (Crocodylus novaeguineae), buaya senyulong (Tomistoma schlegelii), dan buaya kalimantan (Crocodylus raninus).
    Mengenai buaya, baca selengkapnya di artikel : Buaya di Indonesia.
  • Ordo Rhynchocephalia hanya terdiri atas satu spesies yaitu Tuatara (Sphenodon punctatus) yang hidup di Selandia Baru.
  • Ordo Squamata terdiri atas 9.000-an spesies yang dikelompokkan dalam 66 famili. Spesies reptil dari ordo Squamata ini terdiri atas berbagai jenis kadal dan ular. Contoh reptil dari ordo ini yang hidup di Indonesia antara lain komodo (Varanus komodoensis), tokek dan cicak (famili Gekkonidae), kadal, bunglon, biawak, ular karung (Acrochordus javanicus), ular king kobra (Ophiophagus hannah), ular kepala-dua (Cylindrophis ruffus), ular sanca bodo (Python molurus), ular tanah (Calloselasma rhodostoma), ular tikus (Ptyas korros), ular weling (Bungarus candidus) dan lain-lain.
  • Ordo Testudines terdiri atas sekitar 300-an spesies yang dikelompokkan dalam 14 famili. Spesies reptil dari ordo Testudines ini terdiri atas berbagai jenis penyu, kura-kura, dan terapin. Beberapa contoh hewan reptil dari ordo Testudines yang hidup di Indonesia diantaranya adalah kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi), berbagai jenis kura-kura berleher ular, penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), tuntong (Batagur baska), tuntong laut (B. borneoensis), dan lain-lain.
Indonesia selain dihuni oleh berbagai jenis reptil pun memiliki reptil-reptil istimewa dan unik. Diantara reptil istimewa tersebut adalah kadal terbesar di dunia, yaitu komodo; ular terpanjang di dunia yaitu reticulated python (Python reticulatus); ular berbisa terpanjang di dunia yaitu ular king kobra (Ophiophagus hannah); serta penyu terbesar di dunia.

Kura-kura hutan sulawesi, salah satu reptil paling langka di Indonesia

Reptil Langka Indonesia


Namun tidak sedikit jenis-jenis reptil tersebut yang mulai langka dan terancam punah. Menurut database IUCN Redlist, 6 spesies reptil di Indonesia berstatus Critically Endangered. Ini merupakan status keterancaman tertinggi sebelum punah. 

Karakteristik Reptilia

Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.

Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-karang atau pohon.
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital
Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan inti.
Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
Terdapat 12 pasang saraf cranial.
Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
Skeleton terdiri dari tulang sejati.
Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
Sistem Pencernaan Pada Reptil  :

Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua,
2) esofagus (kerongkongan),
3) ventrikulus(lambung),
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
SISTEM EKSKRESI :
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
SISTEM PEREDARAN DARAH :
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan Gambar 5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan, dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.


Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.

SISTEM REPRODUKSI :
Jantan
·         Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
·         Sepasang testis
·         Memiliki epididimis
·         Memiliki vas deferens
           
Betina
·         Memiliki sepasang ovarium
·         Memiliki saluran telur (oviduk)
·         Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.

SISTEM INDERA :
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda, bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a. Indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.

Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.

b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.

c. Kemoreseptor khusus
1)        Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau pada manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini.
2)      Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa merasakan mangsanya.
3)      Pit Organ

Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah warna merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan lubang hidungnya.

Senin, 29 Desember 2014

Kicau Mania


Jum’at, 26 Desemberr 2014
Bandung – Jum’at siang pukul 01.30 telah diselenggarakan lomba kicau burung di lapangan KPAD, Geger Kalong. Acara yang diadakan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa pukul 10.00 dan hari jum’at 01.30, memperlombakan beberapa macam kelas sesuai dengan jenis dan kualitas suara burung. Diantaranya adalah Kenari, Pleci, Murai, Lovebird, ciblack . Pemenang ditawarkan dengan hadiah cukup tinggi serta sertifikat untuk burung pemenang lomba.  Tidak hanya masyarakat sekitar yang ikut meramaikan ajang tersebut, tetapi banyak juga peserta yang rela datang dari jauh hanya untuk mengikuti lomba.
 Salah satunya adalah Erfan (20), seorang mahasiswa yang rela datang jauh-jauh hanya demi melombakan burung kenari andalannya. Erfan mengatakan bahwa sudah lebih dari dua tahun dia menggeluti hobi tersebut. “kalo ngurus burung itu adem, bisa nenangin hati”, dia berlasan mengikuti lomba tersebut hanya untuk mengukur sebagus apa kenari periharaannya berkicau ketika diadukan dengan kenari orang lain. Perlombaan tersebut diselenggarakan bertujuan untuk menampung hobi kicau mania. Imam, salah satu panitia perlombaan tersebut menuturkan “ lomba ini diadakan tidak hanya mencari kicauan burung siapa yang paling bagus, tetapi sebagai sarana untuk menampung hobi para pemelihara burung”. Selain hal tersebut Imam mengharapkan agar semua pencinta suara burung sadar akan lingkungan dan melestarikan budaya yang telah diturunkan oleh zaman kerajaan dahulu