Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang
terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri
lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari
lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan
energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan
eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong
ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di
darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah
hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang
kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata).
Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada
daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah
dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton
misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai
atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat
raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada
yang menempati karang-karang atau pohon.
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
Tubuh ditutupi kulit kering
bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar
dipermuakaan hanya sedikit.
Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada
bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau
memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan
tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital
Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi
dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah
merah oval bikonkaf dengan inti.
Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi
kloaka.
Terdapat 12 pasang saraf cranial.
Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung
kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur
ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam
tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan
di darat.
Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
Skeleton terdiri dari tulang sejati.
Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio
sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
Sistem Pencernaan Pada Reptil :
Sebagaimana pada ikan
dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
rongga mulut: bagian
rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki
deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga
mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang
dua,
2) esofagus (kerongkongan),
3) ventrikulus(lambung),
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas.
Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan.
SISTEM EKSKRESI :
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit
dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat
hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa
asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
SISTEM PEREDARAN DARAH :
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan
katak. Perhatikan Gambar 5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu
ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan, dan atrium kiri serta sebuah
sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang belum
sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri
dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada
sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi
sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat
pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung
pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil
termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui
sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah
dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium
kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar
melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.
SISTEM REPRODUKSI :
Jantan
· Memiliki alat kelamin khusus :
hemipenis
· Sepasang testis
· Memiliki epididimis
· Memiliki vas deferens
Betina
· Memiliki sepasang ovarium
· Memiliki saluran telur (oviduk)
· Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar,
seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di
dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan
yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan
sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak
menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis
yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi,
hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui
oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi
oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat
persediaan kuning telur yang berlimpah.
SISTEM INDERA :
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang
berbeda- beda, bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera
khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang
dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran dan kemoreseptor
khusus.
a. Indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang
sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang
tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang
dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar. Sementara pada
ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi
dilindungi oleh selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan
manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan
panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median
yang berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari
dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya
adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan
pengaruhnya terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk
menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar
360o. Selain itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda.
Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki
daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari luar,
berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada di
dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga
ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi,
hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal-
sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c. Kemoreseptor khusus
1)
Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera
pembau pada manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka
fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ
Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi
kimia adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal
kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini.
2)
Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap.
Sehingga, ia bisa merasakan mangsanya.
3)
Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular.
pit organ ini berupa lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya
terdapat membran thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan
dengan panah warna merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan lubang
hidungnya.